Transformasi pusat pelatihan vokasi masyarakat dengan adopsi teknologi digital

ILO mendukung program pemerintah Indonesia untuk mengubah balai latihan kerja masyarakat menjadi pelatihan yang lebih profesional dengan mengadopsi teknologi digital. Dukungan tersebut merupakan bagian dari program bersama PBB.

News | Jakarta, Indonesia | 19 April 2022
Program pemerintah Indonesia mengenai pengembangan Balai Latihan Kerja Komunitas (BKL Komunitas) di seluruh tanah air. (c) Kemnaker
Untuk membantu pemulihan kelompok rentan yang akan bersaing di pasar kerja yang lebih kompetitif selama dan setelah pandemi COVID-19, penting untuk memastikan penyediaan pelatihan yang relevan dan berkualitas tinggi. Karenanya, Pemerintah Indonesia telah memperluas dan mempermudah akses pelatihan vokasi bagi masyarakat Indonesia, termasuk di daerah terpencil, dengan mendirikan lebih dari 2.000 Balai Latihan Kerja Komunitas (BLK Komunitas atau BLKK).

Kami berharap setelah program ini, BLKK terus mempertahankan proses transformasinya untuk menjadi penyelenggara, fasilitator dan pengelola pelatihan yang mandiri, profesional, yang dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang kebutuhan pelatihan keterampilan industri dan masyarakat setempat dengan sebaik-baiknya."

Navitri Putri Guillaume, Staf untuk Proyek Ketenagakerjaan dan Mata Pencarian ILO
Untuk mendukung transformasi BLKK dan memungkinkan mereka menyediakan program pelatihan berkualitas tinggi, ILO melalui program bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Proyek Ketenagakerjaan dan Mata Pencarian melakukan proyek percontohan bertajuk “Memberdayakan BLK Komunitas”, bekerja sama dengan Program Kelas Axioo, penyedia pelatihan digital.

Program pemberdayaan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas BLKK dalam memberikan program pelatihan keterampilan yang relevan bagi masyarakat sekitar melalui kerja sama dengan penyedia pelatihan swasta dan publik serta industri.

Dari 44 BLKK yang sesuai dengan tujuan program ini, proyek percontohan memilih 3 BLKK yang berhasil melewati empat proses seleksi. BLKK yang terpilih adalah BLKK Madrasah As-Sunnah An-Nabawiyyah (MSN) Blitar, Jawa Timur, BLKK Darussalam Kemiri Batang, Jawa Tengah dan BLKK Girikesumo Demak, Jawa Tengah.

Manfaat dari Pengembangan BKL Komunitas
Selama empat bulan sejak September 2021 hingga Januari 2022, program pemberdayaan BLKK melatih, membimbing dan mentransformasi BLKK terpilih melalui tiga tahapan program pelatihan yang terdiri dari pelatihan teori, simulasi pelatihan gabungan (blended training) I dan simulasi pelatihan gabungan II.

Selama program pelatihan, BLKK terpilih ditantang dan disaring menjadi penyedia profesional, fasilitator dan manajer dengan adopsi teknologi digital. Dua BLKK—BLKK MSN dan BLKK Girikesumo—berhasil menyelesaikan keseluruhan program.

Untuk memberikan manfaat serupa kepada lebih banyak BLK di Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan akan mereplikasi program ini untuk BLK lainnya, mendorong mereka untuk mengembangkan kemitraan strategis dengan industri dan menyelenggarakan pelatihan keterampilan yang relevan dengan industri di sekitarnya."

Budi Hartawan, Direktur Jenderal Diklat dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan
Kedua BLKK tersebut berhasil memberikan program pelatihan gabungan untuk perbaikan telepon seluler, mengeksplorasi berbagai isu yang paling relevan bagi masyarakat dan industri di sekitarnya. BLKK MSN, misalnya, memilih budidaya ikan Koi, sedangkan BLKK Girikesumo melakukan pelatihan operator garmen setelah menjalin kerja sama dengan salah satu industri garmen terbesar di Jawa Tengah, PT Ungaran Sari Garment.

Program percontohan diakhiri dengan transformasi kedua BLKK melalui pengadopsian teknologi digital dan sistem manajemen pelatihan yang baru. Mengapresiasi hasil program percontohan tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan berencana mereplikasi program tersebut ke BLK-BLK lain di tanah air.

“Untuk memberikan manfaat serupa kepada lebih banyak BLK di Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan akan mereplikasi program ini untuk BLK lainnya, mendorong mereka untuk mengembangkan kemitraan strategis dengan industri dan menyelenggarakan pelatihan keterampilan yang relevan dengan industri di sekitarnya,” kata Budi Hartawan, Direktur Jenderal Diklat dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan.

Navitri Putri Guillaume, Staf untuk Proyek Ketenagakerjaan dan Mata Pencarian ILO, mengatakan bahwa adopsi teknologi digital menandai transformasi baru BLK dan BLKK dalam menyediakan pembelajaran gabungan berkualitas tinggi dan relevan di setiap pelosok Indonesia.

“Kami berharap setelah program ini, BLKK terus mempertahankan proses transformasinya untuk menjadi penyelenggara, fasilitator dan pengelola pelatihan yang mandiri, profesional, yang dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang kebutuhan pelatihan keterampilan industri dan masyarakat setempat dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.

Proyek Ketenagakerjaan dan Mata Pencarian merupakan inisiatif bersama PBB yang didanai oleh UN COVID-19 Response and Recovery Multi-Partner Trust Fund (UN-MTPF). Diselenggarakan oleh ILO dan tiga badan PBB lainnya, proyek ini bertujuan untuk mendukung perempuan dan kelompok rentan di Indonesia yang terkena dampak COVID-19 secara tidak proporsional.