Transformasi pusat pelatihan vokasi masyarakat dengan adopsi teknologi digital
ILO mendukung program pemerintah Indonesia untuk mengubah balai latihan kerja masyarakat menjadi pelatihan yang lebih profesional dengan mengadopsi teknologi digital. Dukungan tersebut merupakan bagian dari program bersama PBB.
Kami berharap setelah program ini, BLKK terus mempertahankan proses transformasinya untuk menjadi penyelenggara, fasilitator dan pengelola pelatihan yang mandiri, profesional, yang dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang kebutuhan pelatihan keterampilan industri dan masyarakat setempat dengan sebaik-baiknya."
Navitri Putri Guillaume, Staf untuk Proyek Ketenagakerjaan dan Mata Pencarian ILO
Program pemberdayaan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas BLKK dalam memberikan program pelatihan keterampilan yang relevan bagi masyarakat sekitar melalui kerja sama dengan penyedia pelatihan swasta dan publik serta industri.
Dari 44 BLKK yang sesuai dengan tujuan program ini, proyek percontohan memilih 3 BLKK yang berhasil melewati empat proses seleksi. BLKK yang terpilih adalah BLKK Madrasah As-Sunnah An-Nabawiyyah (MSN) Blitar, Jawa Timur, BLKK Darussalam Kemiri Batang, Jawa Tengah dan BLKK Girikesumo Demak, Jawa Tengah.
Selama empat bulan sejak September 2021 hingga Januari 2022, program pemberdayaan BLKK melatih, membimbing dan mentransformasi BLKK terpilih melalui tiga tahapan program pelatihan yang terdiri dari pelatihan teori, simulasi pelatihan gabungan (blended training) I dan simulasi pelatihan gabungan II.
Selama program pelatihan, BLKK terpilih ditantang dan disaring menjadi penyedia profesional, fasilitator dan manajer dengan adopsi teknologi digital. Dua BLKK—BLKK MSN dan BLKK Girikesumo—berhasil menyelesaikan keseluruhan program.
Untuk memberikan manfaat serupa kepada lebih banyak BLK di Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan akan mereplikasi program ini untuk BLK lainnya, mendorong mereka untuk mengembangkan kemitraan strategis dengan industri dan menyelenggarakan pelatihan keterampilan yang relevan dengan industri di sekitarnya."
Budi Hartawan, Direktur Jenderal Diklat dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan
Program percontohan diakhiri dengan transformasi kedua BLKK melalui pengadopsian teknologi digital dan sistem manajemen pelatihan yang baru. Mengapresiasi hasil program percontohan tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan berencana mereplikasi program tersebut ke BLK-BLK lain di tanah air.
“Untuk memberikan manfaat serupa kepada lebih banyak BLK di Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan akan mereplikasi program ini untuk BLK lainnya, mendorong mereka untuk mengembangkan kemitraan strategis dengan industri dan menyelenggarakan pelatihan keterampilan yang relevan dengan industri di sekitarnya,” kata Budi Hartawan, Direktur Jenderal Diklat dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan.
Navitri Putri Guillaume, Staf untuk Proyek Ketenagakerjaan dan Mata Pencarian ILO, mengatakan bahwa adopsi teknologi digital menandai transformasi baru BLK dan BLKK dalam menyediakan pembelajaran gabungan berkualitas tinggi dan relevan di setiap pelosok Indonesia.
“Kami berharap setelah program ini, BLKK terus mempertahankan proses transformasinya untuk menjadi penyelenggara, fasilitator dan pengelola pelatihan yang mandiri, profesional, yang dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang kebutuhan pelatihan keterampilan industri dan masyarakat setempat dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Proyek Ketenagakerjaan dan Mata Pencarian merupakan inisiatif bersama PBB yang didanai oleh UN COVID-19 Response and Recovery Multi-Partner Trust Fund (UN-MTPF). Diselenggarakan oleh ILO dan tiga badan PBB lainnya, proyek ini bertujuan untuk mendukung perempuan dan kelompok rentan di Indonesia yang terkena dampak COVID-19 secara tidak proporsional.