Mempromosikan tempat kerja yang inklusif

Jejaring Bisnis dan Disabilitas Indonesia (JBDI) promosikan keberagaman dan inklusivitas di tempat kerja

Indonesia terus melangkah maju menuju bisnis yang inklusif dengan pembentukan Jejaring Bisnis dan Disabilitas Indonesia (JBDI) pada Desember 2016.

News | Jakarta, Indonesia | 20 December 2016
Perwakilan lima perusahaan meluncurkan Jejaring Bisnis dan Disabilitas Indonesia (JBDI), disaksikan oleh perwakilah Kementerian Ketenagakerjaan (paling kiri) dan ILO (paling kanan)
Lima perusahaan menandatangani komitmen dan mendirikan Jejaring Bisnis dan Disabilitas Indonesia (JBDI) di Jakarta pada 16 Desember 2016. Penandatanganan dan pendirian JBDI ini sejalan dengan bulan kesadaran disabilitas di bulan Desember.

Lima perusahaan yang bergabung untuk membentuk JBDI adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT L'Oréal Indonesia, PT Standard Chartered Indonesia, PT TetraPak Stainless Engineering dan PT Trans Retail Indonesia. JBDI didirikan bersama dengan para mitra, seperti organisasi penyandang disabilitas, Kementerian Ketenagakerjaan, ILO dan BPJS Ketenagakerjaan.

Kami mampu melakukan berbagai pekerjaan sesuai dengan keterampilan dan kompetensi kami. Penyandang disabilitas dapat beradaptasi dengan dunia usaha dan faktanya penyesuaian tempat kerja tidak mahal dan bahkan dapat dilakukan tanpa biaya. Karenanya, perlakukan kami sama dengan yang lain. Kami juga mampu seperti lainnya. Kami pun ingin berperan dalam masyakarat, ekonomi dan keluarga."

Irawan Mulyanto, pegawai sebuah stasiun TV swasta Metro TV yang juga menjadi salah satu pendiri Kartunet.com, sebuah situs interaktif bagi tuna netra
JBDI memiliki misi untuk mendorong komunitas bisnis di Indonesia untuk menjadi lebih inklusif dan kondusif, baik melalui pertukaran informasi dan pengalaman maupun melalui kerjasama kegiatan antara perusahaan dengan berbagai pihak terkait yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.

“Melihat kemajuan yang telah dicapai dalam hal inklusivitas di Indonesia, saya percaya Jejaring ini akan dapat menjadi sebuah wadah untuk berbagi dan belajar antara pemberi kerja untuk membangun sebuah lingkungan kerja yang inklusif, kondusif dan adil. Melalui Jejaring ini, penyandang disabilitas juga dapat menjadi lebih sadar akan kesempatan yang ada bagi mereka untuk mengembangkan karir sesuai dengan kemampuan, minat dan bakat mereka,” kata Francesco d’Ovidio, Direktur ILO di Indonesia.

Selanjutnya, Jejaring juga berkomitmen untuk mempersiapkan sektor usaha menuju lingkungan kerja yang lebih inklusif, mendukung peran aktif penyandang disabilitas agar siap untuk memasuki dunia kerja, melakukan rekrutmen penyandang disabilitas berbasis potensi dengan cara yang setara dan bersahabat dengan keragaman dan mendorong program-program kreatif yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan sekaligus meningkatkan peran aktif dan kemandirian dari para penyandang disabilitas.

Mendukung pembentukan JBDI, Sapto Purnomo, Kepala Sub-Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Khusus, Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri, Kementerian Ketenagakerjaan, menghargai upaya yang dilakukan perusahaan untuk mendukung penyerapan dan penempatan pekerja dengan disabilitas di tempat kerja.

“Kementerian ketenagakerjaan sangat mendukung pendirian JBDI. Kami akan terus menyosialisasikan Jejaring ini sebagai cara untuk mendukung perluasan informasi dan berbagi pengalaman terhadap perusahaan-perusahaan di tingkat provinsi dan kota. Banyak perusahaan di daerah belum menyadari isu disabilitas dan inklusivitas di tempat kerja,” kata dia.

Irawan Mulyanto, pegawai sebuah stasiun TV swasta Metro TV yang juga menjadi salah satu pendiri Kartunet.com, sebuah situs interaktif bagi tuna netra, mengatakan penyandang disabilitas masih berjuang menghadapi stigma bahwa mereka tidak mampu bekerja dan tidak kompeten. Tuna netra, misalnya, terstigmatisasi bahwa mereka hanya mampu melakukan pekerjaan memijat.

“Kami mampu melakukan berbagai pekerjaan sesuai dengan keterampilan dan kompetensi kami. Penyandang disabilitas dapat beradaptasi dengan dunia usaha dan faktanya penyesuaian tempat kerja tidak mahal dan bahkan dapat dilakukan tanpa biaya. Karenanya, perlakukan kami sama dengan yang lain. Kami juga mampu seperti lainnya. Kami pun ingin berperan dalam masyakarat, ekonomi dan keluarga,” kata dia.

Dengan penandatanganan dan pendirian JBDI ini, Jejaring ini akan secara otomatis menjadi anggota Jejaring Bisnis dan Disabilitas Global ILO. Jejaring global ini beranggotakan perusahaan multinasional, organisasi pengusaha, jejearing bisnis dan organisasi penyandang disabilitas di negara-negara seperti Cina, Saudi Arabia, Kosta Rika dan Bangladesh.

Pendirian JBDI ini juga merespons data disabilitas terbaru tahun 2016 yang dikeluarkan Universitas Indonesia. Dari 12,15 persen penyandang disabilitas di Indonesia, hanya 51,12 persen yang turut berpartisipasi dalam pasar kerja Indonesia, lebih rendah dari non-penyandang disabilitas yang berada pada angka 70,40 persen. Selain itu, lebih banyak penyandang disabilitas yang berkerja di sektor informal (65,55 persen) dibandingkan sektor formal (34,45 persen).
 
Mempromosikan inklusivitas di tempat kerja: Komitment para perusahaan pendiri JBDI
PT Tetra Pak Stainless Engineering (TPSE): Fasilitas inklusif
Mempekerjakan 500 pegawai, Tetra Pak berkomitmen untuk memberikan fasilitas inklusif kepada pekerja dengan disabilitas. Perusahaan mempromosikan dan merekrut penyandang disabilitas. Melalui jejaring ini, mereka bertujuan mempekerjakan lebih banyak pekerja dengan disabilitas dan memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan pekerja dengan disabilitas. Sejak tahun 2002, perusahaan telah mempekerjakan tiga pekerja dengan disabilitas yang bekerja sebagai insiyur, master data dan pekerja gudang. 
PT L'Oréal Indonesia: Sensitivitas disabilitas di tempat kerja
L'Oréal Indonesia terfokus pada peningkatan kesadaran dan pemberdayaan para pegawainya mengenai disabilitas. Sejak tahun 2013, perusahaan telah melakukan serangkaian kegiatan mengenai keberagaman dan sensitivitas terhadap disabilitas bagi para pegawainya. Tujuan dari kegiatan-kegiatan ini adalah memberikan kesadaran mengenai disabilitas terhadap para pegawai dan memastikan hubungan kerja yang baik termasuk untuk pekerja dengan disabilitas. Kegiatan-kegiatan ini diselengarakan bersama dengan para mitra terkait, seperti organisasi penyandang disabilitas dan ILO. Saat ini, perusahaan telah mempekerjakan lima pekerja dengan disabilitas. 
PT Bank Mandiri (Persero): Rekrutmen yang adil dan setara
Hingga saat ini, PT Bank Mandiri telah mempekerjakan 41 pekerja dengan disabilitas dan mereka menjalani proses rekrutmen yang sama dengan para pekerja lainnya. Selain rekrutmen yang sama, mereka juga memberikan program pemagangan di mana penyandang disabilitas menerima pelatihan yang sesuai dengan bidang pekerjaan mereka dan ditempatkan dalam bidang pekerjaan di mana mereka dapat menerapkan apa yang pelajari dan mendapatkan pengalaman kerja. Perusahaan pun memberikan layanan perbankan yang ramah disabilitas bagi para pelanggan dengan disabilitas. 
PT Trans Retail Indonesia: Pelatihan dan kurikulum inklusif
PT Trans Retail melaksanakan program inklusif bernama “Program Angkatan Kerja Luar Biasa” (Program Angkasa) sejak tahun 2014 di delapan kota besar, yang bertujuan untuk merekrut lebih banyak lagi pekerja dengan disabilitas. Saat ini perusahaan mempekerjakan 188 pegawai dengan disabilitas dan telah dianugerahi penghargaan Disabilitas dan Tempat Kerja oleh Pemerintah Indonesia pada 2014. Melalui program ini, perusahaan memberikan program pelatihan dengan mempergunakan kurikulum yang disusun dan disesuaikan dengan kebutuhan pekerja dengan disabilitas. Program pelatihan ini dilakukan dengan mempergunakan bahasa isyarat mengingat 95 persen pekerja dengan disabilitas di perusahaan tersebut adalah tuna rungu. 
Bank Standard Chartered (Stanchart) Indonesia: Kesetaraan di tempat kerja
Bank Stanchart Indonesia terfokus pada peciptaan kebijakan ketenagakerjaan yang inklusif dan setara. Semua pekerja, termasuk delapan pekerja dengan disabilitas, harus mengikuti 12 modul secara online dan mereka harus mengikuti peraturan yang sama. Perusahaan harus melibatkan semua pegawai, tanpa kecuali, dalam semua program dan kegiatan perusahaan. Untuk program inklusivitas, sebuah program khusus telah dikembangkan bernama champion of diversity and inclusion. Selanjutnya, perusahaan telah menerapkan program penyesuaian tempat kerja bagi semua bangunan kantor baru atau yang direnovasi.