Hari Dunia Menentang Pekerja Anak 2009: Pemerintah Indonesia – ILO tanggulangi pekerja anak perempuan

Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO) di Indonesia akan menggalang kerjasama dengan pemerintah, konfederasi nasional, lembaga pendidikan, LSM dan para mitra sosial lainnya untuk menyelenggarakan aksi jalan bersama guna menanggulangi pekerja anak, pada Minggu, 21 Juni 2009, dari pukul 07.00 – 12.00 WIB, di Plaza Selatan, Gelora Bung Karno, Jakarta. Aksi ini akan diawali di dua titik: Universitas Atma Jaya dan Departemen Pendidikan Nasional.

Press release | 15 June 2009

JAKARTA (Berita ILO): Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO) di Indonesia akan menggalang kerjasama dengan pemerintah, konfederasi nasional, lembaga pendidikan, LSM dan para mitra sosial lainnya untuk menyelenggarakan aksi jalan bersama guna menanggulangi pekerja anak, pada Minggu, 21 Juni 2009, dari pukul 07.00 – 12.00 WIB, di Plaza Selatan, Gelora Bung Karno, Jakarta. Aksi ini akan diawali di dua titik: Universitas Atma Jaya dan Departemen Pendidikan Nasional.

Dari kedua titik ini, lebih dari 1.500 orang, termasuk mantan pekerja anak, dari berbagai organisasi akan berjalan menuju Plaza Selatan, menyuarakan aspirasi mereka akan masa depan dengan akses pada pendidikan berkualitas, pengakuan terhadap hak-hak anak, dan pada masa depan tanpa pekerja anak. Erman Suparno, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Meutia Hatta, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, akan membuka aksi bersama ini.

Diselenggarakan berkenaan dengan peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak yang jatuh pada 12 Juni, aksi ini menandai perjalanan dan upaya panjang dalam menanggulangi pekerja anak dan dalam mencapai masa depan tanpa pekerja anak. Kedua titik awal aksi jalan bersama ini pun menandai pentingnya pendidikan dalam upaya ini.

Aksi ini sekaligus menandai sepuluh tahun pengadopsian Konvensi ILO No. 182, yang menegaskan kebutuhan akan aksi untuk menanggulangi bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak. Tahun ini, mengusung tema “Berikan Anak Perempuan Kesempatan – Stop Pekerja Anak”, Hari Dunia akan menyoroti tantangan-tantangan yang masih berlanjut, dengan fokus pada pekerja anak perempuan.

Di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 100 juta anak perempuan menjadi pekerja anak. Banyak dari mereka melakukan berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan anak laki-laki, namun mereka acapkali mengalami beban tambahan dan menghadapi risiko yang lebih berat. Anak-anak perempuan terpapar pada sejumlah bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, seperti eksploitasi seksual komersial, perdagangan anak, dan pekerjaan rumah tangga yang bersifat eksploitatif.

Di banyak negara, termasuk Indonesia, anak-anak perempuan di bawah usia minimum dapat ditemukan di berbagai sektor dan bentuk pekerjaan. Di Indonesia, empat jenis pekerjaan yang umum ditekuni anak-anak perempuan adalah: pekerja rumah tangga anak, pekerja seks komersial anak, perdagangan anak, dan anak jalanan.

Alan Boulton, Direktur ILO di Indonesia, menyatakan bahwa anak-anak perempuan menghadapi berbagai kesulitan akibat diskriminasi dan praktek yang menetapkan jenis pekerjaan tertentu sebagai jenis pekerjaan bagi pekerja anak perempuan. Ini dapat berdampak negatif pada peluang untuk bersekolah dan dapat membahayakan secara fisik.

“Karenanya, pada Hari Dunia ini, diserukan pentingnya respons kebijakan yang menanggulangi penyebab dari pekerja anak, memberikan perhatian khusus pada kondisi anak perempuan, serta perhatian yang lebih besar kepada kebutuhan pendidikan dan pelatihan keterampilan dari remaja perempuan. Hari Dunia pun menyerukan perlunya perangkat untuk melindungi keluarga miskin serta anak-anak mereka dari dampak krisis ekonomi global,” ia menambahkan.

Aksi jalan bersama ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan ILO bersama para mitranya untuk mempromosikan kesadaran dan aksi untuk menanggulangi pekerja anak. Aksi ini digelar di bawah koordinasi para mitra utama ILO: JARAK, jaringan LSM untuk pekerja anak, dan London School of Public Relations Jakarta (LSPR Jakarta), institusi pendidikan dalam bidang ilmu komunikasi.

ILO merupakan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani masalah perburuhan dan ketenagakerjaan. ILO telah secara aktif berupaya menghapuskan pekerja anak, khususnya bentuk-bentuk terburuknya, sejak 1992. Saat ini, ILO memiliki dua program bantuan teknis yang terkait dengan penanggulangan pekerja anak: Proyek Dukungan Program Terikat Waktu Indonesia pada Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak, yang didanai Departemen Perburuhan Amerika Serikat (USDOL) dan Proyek Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan bagi Kaum Muda (EAST), yang didanai Pemerintah Belanda.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Arum Ratnawati
Kepala Penasihat Teknis Program Pekerja Anak ILO
Tel. +6221 3913112 ext. 122
Email

Patrick Daru
Kepala Penasihat Teknis Program Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan ILO
Tel. +6221 3913112 ext. 150
Email

Dede Sudono
Spesialis Pendidikan Program Pekerja Anak ILO
Tel. +6221 3913112 ext. 126
Mobile: +62811 140 457
Email