Dampak kami, suara mereka

Sunyi Bersuara: Kampanye sosial mempromosikan peluang kerja yang inklusif dan setara

Perusahaan anggota baru Jejaring Bisnis dan Disabiltas Indonesia (JBDI), Burger King Indonesia, berbagi manfaat dari mempekerjakan penyandang disabilitas. JBDI didukung oleh ILO, Kementerian Ketenagakerjaan dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

Feature | Jakarta, Indonesia | 10 December 2020
Dengan tersenyum renyah, Debby menyapa dan melayani para pelanggan di salah satu toko Burger King di Indonesia. “Saya suka berbicara dengan orang-orang baru dan yang menjadi favorit saya di Burger King adalah menjadi penjaga konter,” ujarnya dalam bahasa isyarat.

Debby merupakan salah seorang dari 100 orang lebih anggota kru dengan disabilitas pendengaran dan wicara di seluruh toko Burger King di Bali, Makassar dan Jakarta. Dia dengan terampil mengelola pekerjaannya dan juga populer di antara para pelanggan tetap. “Dia mengagumkan. Saya tidak perlu memberitahu pesanan saya. Dia sudah hapal dan kerjanya cepat,” ungkap salah seorang pelanggan.

Kami memulai proses perekrutan menjelang akhir tahun 2018. Ini menuntut kami untuk membangun prosedur ketenagakerjaan dan pelatihan dari awal. Namun, setelah kami mempekerjakan semakin banyak anggota kru member dengan disabilitas, kami menemukan, yang terlihat di dalam survei kepuasan pelanggan, kinerja toko-toko khusus kami jauh lebih baik."

Frida Marpaung, Manajer Umum Sumber Daya Manusia Burger King Indonesia
Kisah Debby ini ditampilkan dalam video kampanye Burger King Indonesia, yang ditayangkan Frida Marpaung, Manajer Umum Sumber Daya Manusia Burger King Indonesia, saat peluncuran kembali Jejaring Bisnis dan Disabilitas Indonesia (JBDI) di Jakarta pada 3 Desember. Burger King Indonesia merupakan salah satu dari 75 perusahaan dan lembaga baru yang bergabung dengan JBDI untuk mempromosikan tempat kerja yang inklusif dan peluang kerja yang sama.

“Kami memulai proses perekrutan menjelang akhir tahun 2018. Ini menuntut kami untuk membangun prosedur ketenagakerjaan dan pelatihan dari awal. Namun, setelah kami mempekerjakan semakin banyak anggota kru member dengan disabilitas, kami menemukan, yang terlihat di dalam survei kepuasan pelanggan, kinerja toko-toko khusus kami jauh lebih baik,” kata Frida.

Bahasa isyarat untuk kata "Burger King" di salah toko Burger King di Indonesia
Untuk memperkuat inisiatif inklusif ini, Burger King Indonesia telah mengembangkan #SunyiBersuara, sebuah prakarsa bagi perusahaan dan perorangan untuk menjadi suara bagi mereka yang tidak bisa bersuara. Mempromosikan inklusivitas dan peluang yang sama, terutama bagi komunitas tuli dan bisu, prakarsa ini diluncurkan bersamaan dengan revitalisasi JBDI dan peringatan Hari Penyandang Disabilitas Internasional.

Membangun masa depan yang lebih dan masyarakat yang inklusif tergantung pada aksi kita hari ini. Jejaring bisnis dan disabilitas Indonesia merupakan sekelompok perusahaan yang memiliki visi yang sama untuk mempromosikan pekerjaan bagi pekerja dengan disabilitas."

Kazutoshi Chatani, Spesialis Ketenagakerjaan ILO Jakarta yang juga menjadi perwakilan dari sekretariat JBDI
Perusahaan juga menerbitkan perangkat #SunyiBersuara, yang memberikan panduan yang jelas dalam mempekerjakan penyandang disabilitas dengan terfokus pada empat langkah kunci: pendidikan bagi berbagai bentuk disabilitas yang berbeda, memahami kebutuhan organisasi, menjangkau pihak-pihak terpilih untuk membantu perekrutan dan pelatihan serta menyediakan kontak LSM yang mendukung penyandang disabilitas dan pihak terkait lainnya.

“Membangun masa depan yang lebih dan masyarakat yang inklusif tergantung pada aksi kita hari ini. Jejaring bisnis dan disabilitas Indonesia merupakan sekelompok perusahaan yang memiliki visi yang sama untuk mempromosikan pekerjaan bagi pekerja dengan disabilitas,” ujar Kazutoshi Chatani, Spesialis Ketenagakerjaan ILO Jakarta yang juga menjadi perwakilan dari sekretariat JBDI.


JBDI merupakan prakarsa unik dari perusahaan untuk mempromosikan tempat kerja yang inklusif bagi penyandang disabilitas secara nasional. JBDI didirikan pada 2016 oleh lima anggota pendiri: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT L’Oréal Indonesia, PT Standard Chartered Indonesia, PT TetraPak Stainless Engineering dan PT Trans Retail Indonesia.

Peluncuran kembali JBDI ini ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama antara ILO, Kementerian Ketenagakerjaan dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang bertujuan mempromosikan keberagaman dan inklusivitas di tempat kerja. Komitmen ini juga menegaskan kolaborasi di antara pemerintah, sektor swasta dan organisasi terkait lainnya dalam memastikan hak penyandang disabilitas, menjunjung prinsip-prinsip non-diskiminasi dan mengadvokasi peluang dan perlakuan yang sama.

JBDI memiliki misi untuk mendorong komunitas dunia usaha di Indonesia menjadi lebih inklusif dan menerima keberagaman, yang dilakukan melalui pertukaran informasi atau melalui program yang saling menguntungkan seperti kerja sama antar perusahaan atau lembaga terkaitnya lainnya. Pembentukan JBDI ini dilatari prakarsa-prakarsa yang sudah dilakukan perusahaan Indonesia dan Jejarng Bisnis dan Disabilitas Global (GBDN) ILO.